Sampah rumah tangga merupakan salah satu penyumbang sampah terbesar di Indonesia. Hal ini berkaitan dengan kepadatan penduduk yang semakin besar sehingga meningkatkan volume sampah yang dihasilkan oleh rumah tangga. Sampah yang tidak tertangani dengan baik akan dapat menyebabkan polusi baik polusi udara, tanah, maupun air. Oleh karena itu, penanganan sampah rumah tangga yang baik sangat diperlukan.
Salah satu hal yang dapat dilakukan adalah dengan mengolah sampah rumah tangga. Beberapa orang telah menemukan inovasi dengan mengubah sampah rumah tangga menjadi pupuk organik cair melalui pengomposan proses. Cara ini efektif mengurangi volume sampah rumah tangga yang terbuang dan dapat digunakan untuk menyuburkan tanah. Selain itu, pengubahan sampah rumah tangga menjadi pupuk organik lebih aman untuk lingkungan. Apakah kamu tertarik untuk membuat pupuk cair?
Membuat pupuk organik cair dapat dilakukan dengan mudah. Ada beberapa cara membuat pupuk organik cair yang dapat dilakukan. Pertama, kamu perlu menyiapkan bahan dan alat yang diperlukan untuk membuat pupuk organik cair. Kamu perlu menyiapkan bak plastik atau ember bekas. Kemudian, buatkah beberapa lubang di bagian dasar ember bekas untuk mengeluarkan air yang mungkin tersisa dalam bak plastik atau ember bekas. Setelah itu, kamu dapat meletakkan paving blok atau tanah pada bagian bawah ember bekas atau bak plastik. Hal ini dilakukan untuk mencegah air merembes ke bawah dan keluar dari bak plastik.
Kemudian, kamu dapat memisahkan sampah ke dalam beberapa jenis kelompok seperti sampah organik, sampah anorganik, dan sampah daur ulang. Hal ini dapat membantu agar pembuatan pupuk organik menjadi lebih mudah. Kemudian, sampah organik yang telah dipisahkan dapat dimasukkan ke dalam ember bekas atau bak plastik. Setelah itu, bagian atas dari bak plastik dapat ditutup dengan menggunakan karung goni. Kamu juga bisa menggunakan anyaman bambu sebagai penutup. Hal yang perlu diperhatikan adalah bak plastik untuk pengomposan sampah harus terhindar dari air hujan. Kamu dapat meletakkannya di tempat yang terlindungi oleh atap.
Setelah menyiapkan bahan dan alat yang diperlukan, kamu dapat memulai cara membuat pupuk organik cair. Pertama, satu bagian sampah hijau dicampur dengan satu bagian sampah coklat. Contoh sampah hijau adalah sampah yang mengandung kadar nitrogen yang cukup tinggi seperti sayur, sisa makanan, dan buah. Sementara itu, sampah coklat adalah sampah yang mengandung kadar karbon tinggi seperti daun kering. Kemudian, satu lapisan tanah atas yang mengandung humus dicampurkan dengan campuran sampah hijau dan sampah coklat. Lapisan tanah atas yang mengandung humus dapat diperoleh dari halaman rumah atau toko pertanian. Lapisan tanah ini mengandung mikroba aktif yang nantinya dapat mengubah sampah menjadi kompos.
Jika warna campuran berubah menjadi kehitaman serta tidak tercium bau sampah, hal ini menandakan pengomposan telah selesai dilakukan. Proses membuat pupuk organik cair menghabiskan waktu sekitar 5 – 6 minggu. Minggu pertama dan kedua, terjadi kenaikan suhu dalam campuran pupuk kompos menjadi 40 oC yang diakibatkan oleh kerja mikroba. Mereka aktif untuk menguraikan sampah menjadi pupuk kompos. Setelah pupuk kompos selesai dibuat, kamu dapat memisahkan bagian yang kasar dari pupuk organik dengan cara diayak. Kamu dapat menggunakan kompos yang kasar sebagai aktivator dalam proses pengomposan yang baru. Caranya? Letakkan kompos yang kasar dalam bak pengomposan yang akan dibuat.