Menyusul pengumuman wabah COVID-19 sebagai pandemi oleh WHO, tindakan pencegahan hukum luar biasa untuk menghentikan penyebaran COVID-19 juga sangat mempengaruhi perekonomian global. Virus ini terus menyebar dengan cepat ke seluruh dunia, dan hampir setiap negara telah melaporkan kasusnya. Banyak klien dan pemasok harus menghadapi tindakan yang belum pernah terjadi sebelumnya dan konsekuensi yang tidak menyenangkan. Industri konstruksi merupakan salah satu sektor yang terkena dampak buruk dari krisis COVID-19 dan mengalami kesulitan dalam mempertahankan kegiatannya karena kondisi saat ini. Oleh karena itu, krisis COVID-19 berdampak pada sektor konstruksi beserta berbagai bidang.

Rekomendasi Swab Test Jakarta

Jika kita mempertimbangkan masalah global yang disebabkan oleh krisis, pada awalnya kita dapat melihat bahwa produksi bahan bangunan telah melambat dan berhenti di seluruh dunia. Oleh karena itu proses rantai pasokan akan memburuk. Oleh karena itu, kemungkinan keterbatasan rantai pasokan peralatan dan material seperti baja, kaca, kayu dari Asia akan menyebabkan penundaan atau pembatalan pada beberapa proyek konstruksi. Penundaan dan pembatalan ini akan menyebabkan perusahaan konstruksi merasa di bawah risiko dan tekanan dalam hal waktu dan biaya karena harga material dan peralatan terpengaruh secara negatif, sehingga perusahaan konstruksi harus bersiap untuk keadaan memburuk yang sedang berlangsung dalam proses rantai pasokan mereka secara internasional.

Perusahaan konstruksi harus memahami hasil ekonomi dari lingkungan eksternal mereka karena identifikasi masalah ekonomi memungkinkan analisis potensi ancaman yang lebih tepat selama krisis COVID-19. Komponen ekonomi mencakup banyak faktor seperti perubahan inflasi, tingkat suku bunga dan tingkat pengangguran. Sebagai salah satu konsekuensi pertama dari efek ekonomi, perusahaan konstruksi harus memberhentikan banyak pekerja karena krisis COVID-19. Ribuan pekerja telah diberhentikan di Turki dalam waktu satu bulan, tingkat pengangguran akan meningkat. Dengan demikian, ketidakmampuan untuk menyelesaikan operasi konstruksi karena berkurangnya tenaga kerja akan mengganggu proses rantai pasokan. Memburuknya proses rantai pasokan berdampak negatif pada sektor lain dan mengganggu arus kas. Di sisi lain, dengan meningkatnya persepsi risiko, interaksi di sektor konstruksi diperkirakan akan semakin menurun. Tren negatif tersebut diperkirakan akan berlanjut pada periode mendatang. Orang ingin melindungi diri mereka sendiri daripada berinvestasi di industri konstruksi. Misalnya, penjualan rumah hampir sepenuhnya dihentikan. Selain itu, pemberi pinjaman terganggu untuk membiayai proyek konstruksi karena ketidakpastian penyelesaian proyek konstruksi selama COVID-19.

Poin lainnya adalah bahwa masalah yang muncul akan mengarah pada pengaturan hukum baru di sektor konstruksi. Masalah terkait krisis COVID-19 akan berarti bahwa kewajiban hukum baru akan mulai berlaku dalam hal tenaga kerja, pengiriman proyek, dan proses tender. Masalah yang muncul dalam pasokan material dan tenaga kerja tentu akan mempengaruhi harga tender. Proyek yang tidak dapat diselesaikan akan dianggap force majeure. Di sisi lain, bahkan jika krisis COVID-19 diterima sebagai force majeure, temuan ini saja tidak cukup untuk mengklaim force majeure secara langsung. Aturan dan insentif baru mungkin berbeda untuk perusahaan konstruksi. Detail perlu diperiksa dengan cermat dan legal.

Jika kita mengkaji dampak sosial budaya dan teknologi dari krisis COVID-19 pada sektor konstruksi: Kehidupan manusia modern memaksa orang untuk tinggal di daerah perkotaan yang dekat dengan pekerjaan mereka. Kepadatan perumahan di pusat secara bertahap meningkat. Namun saat ini masyarakat cenderung meningkatkan kebutuhannya akan lingkungan alam dan area privat. Di tahun-tahun mendatang, kita dapat mengharapkan sektor konstruksi bergerak menuju proyek perumahan tunggal daripada perumahan massal. Pendekatan baru dan kepekaan ekologi akan memberikan bangunan yang lebih efisien, sehat dan nyaman. Konsumen akan lebih mementingkan desain yang sehat daripada desain mewah yang boros. Di sisi lain, jika kita melihat efek teknologi, jelas bahwa COVID-19 akan menyebabkan perubahan teknologi di sektor konstruksi. Tur rumah virtual, mengendalikan aktivitas konstruksi dengan drone, pekerja robot karyawan akan menjadi terkenal di kemudian hari. Selain itu, pelanggan akan ditawari opsi seperti kontrak digital, pembayaran kripto. Perusahaan konstruksi harus mengikuti perubahan ini agar dapat bertahan di masa depan. Krisis COVID-19 dengan cepat mempercepat perdagangan digital secara global. Jelas bahwa krisis ini telah menciptakan perubahan teknologi dan sosial dalam kehidupan kita.

Swab Test Jakarta yang nyaman

By Drajad